Thursday, October 3, 2013

Mobil Canggih Mulai Jadi Target Hacker

Share it Please

http://images.detik.com/content/2013/10/02/323/hackertarget.jpg
Saat ini mobil-mobil keluaran terbaru makin canggih dengan berbagai fitur yang telah terkomputerisasi. Namun di balik kemajuan teknologi itu ada ancaman hacker di mobil-mobil canggih.

Trend Micro sebuah perusahaan cloud security mengumumkan bahwa belakangan ini sektor otomotif telah menjadi ytsorotan bagi penjahat cyber di mana para peretas mulai memperhatikan microprocessor dan canggihnya unit pengendali mesin pada kendaraan modern.

Kebanyakan mobil dan truk saat ini diproduksi dengan sistem komputer. Fasilitas ini membuat kinerja mobil makin efisien dalam hal akselerasi, pengereman, dan sistem kemudi.

Namun di sisi lain kecanggihan ini menimbulkan kerentanan terjadinya penyimpangan dijital. Peretasan terhadap mobil “pintar” ini menjadi penanda akan rentannya mobil dengan sistem komputer yang dapat “dibajak” oleh peretas hanya dengan melalui laptop.

Ketika produsen otomotif menciptakan truk dan mobil “pintar”, menurut Trend Micro pada produsen harus benar-benar sadar bahwa teknologi baru itu tidak hanya membuat produk mereka makin nyaman digunakan, namun juga mereka wajib menciptakan sistem keamanan utama dengan menghormati privasi.

Terkait hal ini, produsen otomotif tidak ada bedanya dengan produsen smartphone, tablet, atau PC. Bagaimanapun, mereka harus memperhatikan hal ini sebagai aset yang berpotensi diretas, dan jika peretasan itu terjadi dapat menyebabkan kerugian bagi pengguna terkait hal privasi. Ahli keamanan cyber dan industri otomotif harus bekerja bersama untuk menopang keamanan dan pertahanan pada kendaraan, di mana hingga saat ini masih dianggap salah sebagai aset kuno yang tidak layak diperhatikan.

Pengungkapan bahwa mobil dapat diretas, pertama kali muncul pada 2013, ketika sekelompok peneliti universitas yang dikenal sebagai Center for Automotive Embedded System Security (CAESS) menerbitkan rincian tentang temuan pada model sistem komputer tertentu.

Mengomentari studi tersebut, kontributor Helium, Leigh Goessl menyatakan bahwa investigator mencoba mencolokkan laptop ke port diagnostic yang ada di mobil, di mana port ini merupakan fitur umum pada kendaraan saat ini, termasuk mobil model tahun 2009 yang sudah dites. Mereka juga membangun jaringan nirkabel dekat pabrik otomotif untuk mengirim data. Ketika tersambung, peneliti memiliki kontrol penuh terhadap fungsi dasar mobil seperti kemudi, pengereman, radio playback, kontrul suhu, dan pengunci pintu.

Tim CAESS menyatakan bahwa sistem komputer mobil saat ini sangat rapuh jika tidak didesain tanpa memikirkan sistem keamanan atau privasi yang baik. Kecanggihan teknologi kendaraan dapat membuat mobil makin rentan, tepatnya karena mereka akan menjadikan otomotif ke dalamsistem komputersama seperti perangkat desktop dan mobile.

“Makin banyak teknologi baru yang dimasukkan pada suatu kendaraan, makin banyak peluang disalahgunakan untuk tujuan yang merugikan. Benda apapun yang terdapat chip di dalamnya adalah perangkat yang rentan. Sejarah menunjukkan pada kita,” kata CEO Securoris Rich Mogul dalam keterangan resminya.

Sistem Navigasi OnStar termasuk dari banyak kendaraan Amerika yang mungkin memiliki kelamahan utama dalam keamanan cyber otomotif. Menurut penulis Claims Journal Tom Krisher, anggota CAESS mengambil keuntungan dari konektivitas seluler OnStar, yang merupakan alat untuk pengguna untuk melaporkan isu ke remote support center. Koneksi data lainnya seperti Bluetooth, seperti pemutar cd built-in, juga sama-sama rentan.

Pada Konferensi Defcon tentang keamanan pada Agustus 2013 lalu, peneliti keamanan Twitter Charlie Miller dan Chris Valasek dari IOActive mengungkapkan beberapa kegiatan peretasan otomotif yang terjadi pada mobil hibrid keluaran 2010 termasuk Toyota Prius dan Ford Escape.

Menurut Dan Goodin, Ars Technica, temuan itu, yang didanai oleh Defense Advanced Research Projects Agency Pentagon, menunjukkan bahwa mengretas mobil dapat dilakukan dengan sederhana, sesederhana mengoneksikan bluetooth pada perangkat tertentu atau memainkan disc optik tertentu.

Untungnya, kegiatan peretasan mobil kemungkinan tidak dapat dilakukan pada sementara waktu. Hal ini memberikan industri otomotif cukup waktu untuk lakukan reboot pendekatannya terhadap keamanan cyber.

Salah satu kontributor CAESS merujuk pada peretas mobil sebagai “kelompok yang dijernihkan”, dan ia tidak mengetahui lebih dulu duplikasi dunia nyata dari perbuatan luar biasa para peneliti. Dalam jangka pendek, pemilik mobil dapat lebih sadar terhadap serangan peretas sederhana yang dapat membahayakan pintu mereka. Akhirnya, bagaimanapun, produsen kendaraan harus memastikan bahwa kendaraan, seperti komputer, harus dipersiapkan dengan baik, bahkan untuk skenario terburuk.

No comments:

Post a Comment